Edukasi Seks Kepada Anak Melalui Film Dua Garis Biru

Sempat menimbulkan kontroversi oleh beberapa kalangan masyarakat, Dua Garis Biru merupakan cerita cinta remaja SMA yang hamil di luar nikah. Jarang sekali Indonesia mengangkat cerita yang tabu, namun Dua Garis Biru mengemasnya dengan memberikan pelajaran tanpa menghakimi. Melalui artikel gesuri.id, salah satu tokoh politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengatakan film Dua Garis Biru membuat publik berpikir tentang kegagalan sekolah menyediakan pendidikan seks bagi generasi muda.

Eva mengatakan, dengan menonton film ini kita pun bisa mengambil pelajaran bahwa beragama pun harus mencerdaskan. Bagi guru, orang tua, pemimpin agama, pemimpin politik dan setiap orang dari seluruh kalangan, adalah keharusan untuk mencerdaskan anak secara kognitif, mental dan spiritual. 

Cerita ini diawali dengan Dara  (Zara JKT48) yang menganggap Bima (Angga Yunanda) seorang yang lucu, mereka bermain dandan-dandanan di kamarnya hingga mereka berbuat khilaf. Awal konflik dimulai ketika Dara pun hamil. Bima berjuang dalam mempertahankan hubungannya dengan Dara, sementara Dara menghadapi banyak tekanan di sekolah maupun keluarganya. Keduanya saling menguatkan satu sama lain. Menurut Eva, “Film ini mengangkat pertimbangan moral tapi tidak moralis. Tidak menggurui karena peristiwanya sendiri adalah guru,” 

 

Film yang disutradarai oleh Gina S Noer ini menjadi salah satu kritik untuk sistem pendidikan di Indonesia yang masih menganggap seks sebagai hal yang tabu. Dua Garis Biru dapat menjadi cara untuk mengedukasi remaja akan konsekuensi seks di luar menikah namun tetap berpegang pada nilai moral. 

Pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua juga digambarkan dalam film ini dengan sedikit unsur komedi. Saksikan film ini mulai 11 Juli 2019 mendatang.

You might also like

More Similar Posts

Menu