Masih seputar Hari Kartini. Sosok Kartini yang begitu tangguh menginspirasi bagi siapapun. Bahkan banyak produser tanah air yang mencoba membuat film-film yang menampilkan sosok perempuan yang tangguh. Nah apa saja sih film Indonesia yang pernah tayang di bioskop dengan menampilkan kisah perjuangan perempuan. Berikut infonya..
- Eliana Eliana (2002)
Film yang digarap Riri Riza ini mengisahkan tentang perjalanan satu malam yang dilalui oleh Eliana (Rachel Maryam) dan Bunda yang juga bernama Eliana (Jajang C. Noer). Lima tahun sebelumnya Eliana melarikan diri dari rumahnya di Padang karena hendak dikawinkan. Ia memilih tinggal di Jakarta. Suatu hari ia kehilangan pekerjaannya dan mendapat ancaman dari pemilik kontrakan. Kemudian datanglah Bunda dengan membawa dua tiket dan mengajak Eliana pulang ke Padang. Pada saat yang bersamaan mereka menyadari bahwa teman sekontrakan Eliana, Henny (Henidar Amroe), telah menghilang, dan melakukan perjalanan untuk mencari. Perjalanan satu malam ini mengungkapkan hubungan Ibu dan anak itu dan akhirnya mereka saling memahami posisi masing-masing.
- Sokola Rimba (2013)
Film garapan Riri Riza ini menampilkan sosok Butet Manurung (Prisia Nasution) perempuan Batak yang mengajarkan baca tulis dan berhitung kepada masyarakat Suku Anak Dalam yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan Bukit Duabelas, Jambi. Suatu hari Butet terserang malaria di hutan dan datanglah seorang anak menyelamatkannya bernama Nyungsang Bungo yang berasal dari Hilir sungai Makekal. Dari pertemuannya itu, Butet ingin memperluas tempat mengajarnya. Namun niat baiknya mendapat tentangan oleh rombongan Bungo yang menganggap bahwa belajar membaca dan menulis bisa membawa petaka. Disitulah perjuangan Butet diuji.
- Merry Riana :Mimpi Sejuta Dolar (2014)
Disutradarai oleh Manoj Punjabi ini mengisahkan tentang kegigihan seorang wanita bernama Merry Riana (Chelsea Islan) berasal dari keturunan Tionghoa yang sedang mengatasi masalah diskriminasi di Indonesia tahun 1998 dan kemudian bersama kedua orang tuanya (Ferry Salim dan Cyntia Lamusu) terpaksa pindah ke Singapura. Namun sayang, pada saat perjalanan ke bandara mereka dihadang oleh perampok. Kedua orang tuanya menjual apa saja yang tersisa untuk membeli sebuah tiket pesawat untuk Merry. Di Singapura Merry berusaha untuk mencari tempat tinggal dan mencari pekerjaan demi mencapai cita-citanya untuk terus kuliah dan menjadi sukses terasa mustahil. Kemudian ia bertemu dengan Irene (Kimberly Ryder) dan membantu Merry mencari celah hukum agar diperbolehkan tinggal di asrama. Setelah itu, Merry lolos dari salah satu perguruan tinggi. Untuk menopang hidupnya selama di Singapura, Merry melakukan berbagai macam pekerjaan seperti menyebar brosur hingga menjadi agen asuransi. Catatan ini yang kemudian di filmkan dan menunjukkan bahwa seorang wanita bisa melalui kegagalan dan mencoba memaknai hidupnya dengan bijak.
- 3 Srikandi (2016)
Film karya sutradara Iman Brotoseno menceritakan tentang kisah 3 atlit panah perempuan Indonesia yang harus mengikuti olimpiade yang berlangsung pada 1 Oktober 1988 di Seoul, Korea Selatan. Tiga atlit tersebut adalah Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari) pemanah asal DKI Jakarta yang berkonflik dengan ayahya karena Nur belum juga menyelesaikan skrpsinya karena terlalu sibuk menggeluti panahan, Lilis Handayani (Chelsea Islan) pemanah asal Jawa Timur yang harus melawan keinginan ibunya untuk dijodohkan dengan seorang pengusaha kerajinan, dan Kusumawardhani (Tara Basro) harus memilih antara tetap menjadi atlet panahan atau ikut seleksi PNS sesuai keinginan ayahnya. Kemudian mereka bertiga dilatih dibawah bimbingan Donald Pandiangan (Reza Rahardian). Saat menjelang olimpade ketiganya terjadi konflik dan dari situlah ketiganya berhasil melawan ego masing-masing sehingga mereka berhasil memenangkan olimpiade tersebut.
- Kartini (2017)
Merupakan film garapan Hanung Bramatyo yang mengisahkan tentag Kartini (Dian Sastrowardoyo yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah (Christine Hakim) menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo) yang sangat mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun. Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang baik ningrat ataupun bukan. Terutama hak pendidikan untuk perempuan, Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita), Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara.