Seberapa banyak anak muda yang mulai melakukan investasi? Menurut penelitian, 6/10 pekerja tidak tahu apakah simpanan mereka akan cukup untuk menjamin masa pensiun. Saat ini, generasi milenial semakin konsumtif dan banyak dari mereka yang mementingkan gaya hidup dibanding berinvestasi untuk kepentingan jangka panjang. Menabung di bank sebenarnya bukanlah ide baik, karena dikenakan biaya administrasi yang tinggi dan kemungkinan inflasi, sehingga rentan menimbulkan kerugian. Memiliki kartu kredit, kebiasaan travelling, perasaan gengsi menjadi penyebab kebiasaan berbelanja yang berlebihan dan sulit untuk berinvestasi, termasuk menabung saham.
Pada umur 20an, ini adalah waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi, namun sebelumnya kita harus memiliki ilmu dalam finansial. Berinvestasi akan dirasakan hasilnya untuk jangka panjang, salah satu cara dapat dilakukan dengan menabung saham yang dapat dimulai dengan modal kecil.
Saham adalah bukti kepemilikan di sebuah perusahaan. Dengan menjadi investor saham, secara otomatis investor akan terdaftar sebagai pemilik perusahaan tersebut. Untuk berinvestasi di saham, pilih perusahaan yang sudah Go Public, jangan pernah mempercayai investasi dari perusahaan yang tidak memiliki reputasi. Saham yang sudah go public diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, namun hanya dapat dibeli melalui perusahaan sekuritas yang telah mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lalu apa sajakah keuntungan berinvestasi saham? Perlu diingat bahwa setiap investasi memiliki resiko dan pontensi keuntungan, sehingga sebelum memulai berinvestasi lakukan research untuk meminimalisir kerugian. Jika berinvestasi saham secara langsung, ada 2 potensi keuntungan yang diperoleh yaitu dividen dan capital gain. Dividen adalah bagi hasil yang diberikan perusahaan go public bagi para pemilik saham, yang dapat dibagikan dalam bentuk tunai dan saham. Nilai dividen persaham bervariasi dan tidak dapat dijanjikan. Capital gain, selisih keuntungan adalah selisih positif antara harga beli (modal awal) dengan harga jual. Misalnya, membeli saham dengan harga per lembar Rp 2.000. Kemudian menjualnya Rp 2.500 per lembar. Berarti, kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap lembar saham.
Sedangkan untuk resikonya adalah capital loss dan likuidasi. Kebalikan dari capital loss, kondisi menjual saham lebih rendah dari harga beli. Likuidasi merupakan resiko terberat untuk pemegang saham, kondisi ini terjadi jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut bubar. Pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah kewajiban perusahaan dilunasi.Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
Harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut yang dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak. Faktor lain yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Modal awal saham tidak selalu bernilai besar, saat ini transaksi saham sejumlah 1 lot = 100 lembar saham. Artinya, jika saham ABCD harganya Rp 1.000/lembar, maka investor membutuhkan dana sejumlah Rp 100 ribu untuk membeli saham tersebut, ditambah biaya pembelian. Beberapa hal tentang saham perlu dipelajari agar tidak salah dalam berinvestasi, semoga artikel ini membantu dalam penjelasan umum tentang saham!