Jakarta, 01 Mei 2019, Film AMBU merupakan film komersial pertama Indonesia yang mengambil latar belakang Baduy. Selain itu tujuan pengambilan lokasi ini juga karena adanya kerja sama dengan pemerintah setempat untuk mendorong sektor pariwisata Baduy. Baduy tidak hanya menjadi aset Kabupaten Lebak, Banten dan Indonesia, tetapi juga menjadi aset internasional karena memegang teguh prinsip budaya, pelestarian alam dan kemanusiaan yang tetap patuh terhadap peraturan-peraturan adat.
“Ide cerita Film AMBU ini sebenarnya sudah cukup lama. Sekitar 3-4 tahun lalu bisa dikota mana saja. Terus ketemu pak Farid dan mengajukan cerita tersebut, ternyata tertarik dan keinginan beliau syutingnya ingin ke Baduy. Akhirnya kita ke Baduy”, Ujar Titien Wattimena Penulis skenario Film AMBU dalam acara Press Conferance Gala Premier di Plaza Senayan.
Film ini menceritakan tentang AMBU (Widyawati) yang ditinggalkan anak perempuan satu-satunya, Fatma (Laudya Cynthia Bella), pergi dari rumah di Baduy demi mengejar cintanya pada seorang pemuda Jakarta, Nico (Baim Wong). Fatma kemudian memiliki anak bernama Nona (Lutesha). Hingga suatu hari Fatma membawa Nona pulang ke kampung halamannya di Baduy. Bukannya mendapat sambutan, justru amarah dan penolakan karena luka masa lalu. Alur cerita yang ditawarkan penuh dengan kedalaman rasa. Bagaimana konflik dan ketegaran seorang ibu terhadap anaknya.
Dalam pembuatan film ini tidaklah memakan waktu yang singkat. Memerlukan sekitar 32 hari untuk proses syuting dengan tanpa adanya listrik. Selain mengangkat cerita tentang hubungan seorang ibu dan anak, film yang berlatar Baduy juga memperkenalkan bagaimana kehidupan dan aturan-aturan yang ada di Baduy, salah satunya peraturan tentang warganya yang meninggalkan kampungnya tidak diijinkan untuk kembali lagi seperti menikah dengan orang luar. Jika memang akan kembali ke kampung lagi, dia harus mengikuti upacara dan mendapatkan hukuman selama 40 hari. AMBU dalam film ini tidak hanya mewakili sosok seorang ibu, tetapi juga mewakili tempat kelahiran dan tanah yang dipijak.
Tentunya dalam Gala Premier Film AMBU dapat memberikan gambaran konflik yang terjadi pada hubungan ibu dan anak, serta pengorbanan seorang ibu. Ibu adalah sebagai semesta pertama dan terakhir. Tentunya film ini juga diharapkan dapat diterima masyarakat dan dapat memperkenalkan kampung Baduy dengan sejuta budaya dan pemegang teguh adat istiadat.