Sejak masih kanak-kanak, beranjak dewasa, atau ketika membentuk rumah tangga sendiri, sebagian orang dihadapkan dengan anggota keluarga yang malah menghambat perkembangan dirinya. Situasi keluarga yang demikian dikenal sebagai dysfunctional atau toxic family. Sikap-sikap beracun dari anggota keluarga dapat ditemukan dalam relasi suami dan istri, orangtua dan anak, maupun antar-saudara kandung dan kerabat. Ada sejumlah tanda suatu situasi berubah dari “drama” keluarga yang masih tergolong lumrah menjadi toxic family. Saat seseorang merasa cemas, sedih, dan marah setiap kali memikirkan akan berinteraksi dengan anggota keluarganya, atau saat tidak ada hal positif yang didapat dari interaksi tersebut, hal ini dapat mengindikasikan adanya situasi toxic family.
Ketika kamu dihadapkan dengan toxic people mungkin saja dengan mudah meninggalkannya. Namun apabila dihadapkan dengan keluarga, hal ini sangatlah berat apalagi meninggalkan mereka. Terkadang, keluarga kamu dapat memiliki kualitas yang tidak kamu sukai, dan mungkin sulit untuk menghadapinya. Di lain sisi, kamu tidak yakin apakah kamu hidup dalam situasi keluarga yang beracun atau tidak. Apalagi kamu tipe orang yang cinta keluarga.
Dalam sebuah studi yang dimuat di Journal of Family Medicine and Disease Prevention, dikatakan ada berbagai konsekuensi negatif yang bisa dirasakan seorang anak yang pernah menghadapi keluarga disfungsional. Ketika bertumbuh dewasa, ia bisa memiliki kecenderungan untuk berperilaku merusak diri seperti penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol sebagai bentuk pelarian dari trauma masa kecilnya. Selain itu, ia mungkin saja memiliki penilaian diri yang rendah di kemudian hari, merasa terus menerus cemas dan gugup, kehilangan kendali, atau berulang kali menyangkal perasaan-perasaannya. Penumpukan emosi negatif dalam jangka panjang bisa berimbas penurunan kondisi mental seseorang. Ketika hal ini terjadi, produktivitas dan hidup yang sehat menjadi sulit diwujudkan olehnya.
Berada di tengah-tengah toxic family, tentunya akan sangat mengganggu dan membuat kamu stres. Nah tentunya kenali dulu tanda-tandanya, bisa jadi selama ini dibesarkan dilingkungan toxic family…
-
Sering membandingkan kamu dengan yang lain
Pernahkah kamu berada disituasi seperti ini? Sering dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain. Kamu dianggap lebih lemah dan rendah. Mungkin saja maksud dari keluarga membandingkan kamu dengan yang lain untuk memberikan semangat. Tetapi hal ini malah membuat kamu merasa tersisih dalam sebuah keluarga dan memunculkan rasa iri. Sehingga membuat kamu merasa tidak percaya diri.
-
Tidak menghargai privasimu
Setiap orang memiliki privasi dalam hidupnya. Namun bagaimana jika keluarga sendiri selalu ikut campur dalam segala privasimu. Mereka ingin tahu segala hal yang berkaitan dengan dirimu dan selalu ikut campur saat kamu ingin mengambil keputusan. Ketika kamu sudah dewasa, hal ini tentunya akan membuat kamu merasa risih dan merasa terkekang.
-
Mereka suka mengontrolmu
Mungkin agak sulit untuk mengatakan perbedaan antara mengendalikan dan menjadi orangtua normal. Jika kamu adalah seorang dewasa, kamu mungkin merasa mereka hanya berusaha melakukan apa yang menurut mereka benar. Mereka akan mengkontrol seluruh hidupmu dan kerap membuat anak merasa bersalah jika melakukan sesuatu diluar kehendak mereka. Ini tentunya bisa membuat anak tidak bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya karena terhambat dalam menginginkan ide-ide orangtua yang ingin mereka capai.
-
Sering mengancam dan memaksakan kehendak
Di keluarga beracun atau toxic family akan selalu memberikan ancaman kepada anggota keluarganya apabila tidak menuruti apa yang mereka inginkan demi mengendalikan kamu. Misal jika kamu tidak menuruti permintaan mereka, mereka akan memotong biaya kuliah. Hal ini tentunya membuat kamu terpaksa menuruti keinginan mereka. Walau kamu tahu, kamu ingin rasanya berontak namun tidak bisa.
-
Selalu menyalahkan kamu
Banyak anggota keluarga mungkin mulai menyalahkan orang lain atas masalah mereka dan tidak bertanggung jawab jika masalahnya adalah kesalahan mereka. Selain itu, jika kamu memiliki suatu masalah justru mereka malah menyalahkan kamu. Keluarga yang normal akan merangkulmu dan membantumu diberbagai situasi yang sulit, bukan malah menyalahkanmu.
Tentunya toxic family akan memberikan dampak negatif bagi mereka yang berada dilingkaran keluarga toxic. Hal ini tentunya menjadi kewaspadaan tersendiri…
- Kamu merasa stres dan trauma
- Kuranga adanya rasa percaya diri
- Sering menyalahkan diri sendiri
- Sulit bersosialisasi
- Berontak dengan keluarga sendiri
- Melampiaskan ke obat-obatan terlarang dan minuman keras
- Berpotensi menjadi toxic di keluarganya kelak
- Mendorong keinginan bunuh diri